BOJONEGORO, Jawakini.com – Arena politik Desa Deling, Kecamatan Sekar, Bojonegoro, tiba-tiba memanas dan menjadi sorotan se-Kabupaten. Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu (PAW) yang sedianya diprediksi hanya pertarungan internal antara ‘muka lama’ kini MENDADAK RIUH dengan kemunculan seorang tokoh yang tak terduga.
Tepat pada hari Kamis (27/11/2025), pendaftaran bakal calon (Balon) Pilkades PAW Deling dihebohkan oleh kehadiran Agung Mahfudhori, seorang jurnalis investigatif karismatik dari media ternama E-Sorot, yang berdomisili di Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan.
Jurnalis Melawan Eks-Kades dengan Slogan “Kanggo Wong Deling”
Kemunculan Agung Mahfudhori, yang di kalangan dekat dikenal dengan sapaan Lek Agung, sontak mengubah peta politik Deling. Lek Agung hadir sebagai bakal calon ketiga, mengambil formulir pendaftaran sekitar pukul 10.00 WIB, dan kini secara frontal menantang dua nama besar Neles Sunaryo dan Didik Priowan. Keduanya adalah mantan Kepala Desa Deling yang sarat pengalaman dan memiliki jaringan politik yang mapan.
Materi kampanye yang mulai beredar luas, menampilkan sosoknya yang formal dengan slogan kental bahasa daerah: “LEK AGUNG: KANGGO WONG DELING” (Untuk Orang Deling). Slogan ini menegaskan fokusnya pada pelayanan dan dedikasi total kepada masyarakat Deling, meskipun ia berasal dari desa tetangga.
Deklarasi Penuh Idealisme: Melayani Secara Jujur dan Adil
Saat ditemui awak media, Mahfudhori dengan tegas mendeklarasikan niatnya yang menggugah dan penuh idealisme, menegaskan bahwa pencalonannya adalah panggilan nurani.
“Ini bukan sekadar Pilkades, ini panggilan nurani untuk MENGEMBAN AMANAH! Saya hadir untuk menyukseskan program pemerintah, tapi yang UTAMA, saya ingin melayani masyarakat secara JUJUR dan ADIL tanpa pengecualian!” serunya dengan nada lantang, seolah menabuh genderang perang terhadap praktik-praktik lama di tingkat desa.
Mantra “kalah-menang masyarakat yang menentukan” yang ia ucapkan justru diterjemahkan pengamat lokal sebagai sinyal bahwa ia TIDAK GENTAR melawan dominasi kekuatan eks-Kades yang sudah mengakar.
Statusnya sebagai jurnalis investigatif memberikan Mahfudhori keunggulan tak terduga, memberinya modal intelektual, kemampuan mengawasi birokrasi, dan kunci informasi yang tak dimiliki pesaingnya.
Kini, Pilkades PAW Deling bukan lagi sekadar memilih pemimpin, melainkan sebuah REFERENDUM yang sangat dinantikan hasilnya. Masyarakat Deling dihadapkan pada pilihan krusial antara:
- Pengalaman vs. Perubahan Radikal
- Wajah Lama vs. Wajah Baru Kritis
- Tradisi Politik Desa vs. Gairah Jurnalisme
Pertanyaannya, mampukah modal intelektual, kejujuran, dan janji pelayanan yang ditawarkan Lek Agung Mahfudhori melumpuhkan dominasi kekuatan politik desa yang selama ini dipegang oleh dua “muka lama” yang sudah hafal seluk-beluk Deling? Jawabannya ada di tangan para pemilih.(Red)












